Teh ‘Sangan’ Kalibening Banjarnegara, Tawarkan Teh Tradisional Dengan Rasa Yang Unik dan Aroma Khas

Petani teh di Desa Bedana,Kecamatan Kalibening Banjarnegara saat memanen teh.(foto/doc)

BANJARNEGARA – Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia, jutaan orang menikmatinya setiap hari. Di belahan dunian seperti di Jepang, minum teh adalah upacara tradisi dan seni spiritual yang mendalam, dan  bukan hanya  sekadar kegiatan sehari-hari.

Demikian pula di Indonesia, dimana teh telah menjadi bagian penting dari budaya minum sehari-hari, baik sebagai teman santai di pagi hari, penghangat di sore hari, atau teman ngobrol di malam hari.

Indonesia sendiri kaya akan teh dengan beragam jenis dan keunikan, mulai dari teh hitam, teh hijau, teh putih, yang masing-masing memiliki karakteristik rasa dan pengolahan yang unik.

Tidak ketinggalan di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki karakter geografis berupa pegunungan yang kaya akan hasil pertanian dan perkebunan  dimana salah satunya adalah teh.

Dan salah satu produk teh Banjarnegara adalah  teh sangan dari Desa Bedana, Kecamatan Kalibening, yang memiliki rasa dan aroma yang khas

Teh di Desa Bedana ini berasal dari perkebunan teh yang memiliki  aroma khas daun teh sangan atau sangrai dari dapur-dapur warga yang  mengepul dari wajan khusus yang terbuat dari tanah liat dan dipanaskan di atas tungku kayu bakar.

Tohir, salah satu petani teh Desa Bedana yang sudah lebih dari 30 tahun bergelut di perkebunan dan pengolahan teh ini mengaku masih mempertahankan pengolahan teh secara tradisional. Dari dapurnya  yang  masih tradisional dan sederhana ini telah menghasilkan teh dengan rasa dan aroma yang khas  dan berbeda dari the lainnya.

Teh yang memiliki aroma khas daun teh sangan atau sangrai dari dapur-dapur warga yang mengepul dari wajan khusus yang terbuat dari tanah liat dan dipanaskan di atas tungku kayu bakar.(foto/doc)

“Untuk prosesnya memang masih menggunakan sangan, dengan tungku kayu bakar. Jadi menciptakan rasa dan aroma yang khas,” ujarnya kepada media Rabu   (12/11/2025).

Dari olahan tehnya ini Tohir bisa menghasilkan beragam  jenis teh. Di antaranya,  teh hijau, teh merah, teh putih, hingga ada jenis teh mesra.

Aneka jenis teh ini memiliki aroma dan rasa tersendiri. Bahkan beberapa dikombinasi dengan hasil pertanian lain, seperti jahe, nanas dan kemukus.

“Untuk yang premium adalah teh putih. Karena memang ini benar-benar teh pilihan yang dipetik di jam tertentu dan daun yang pucuk. Sedangkan teh mesra ini ada campuran dengan tanaman lain. Peruntukannya untuk kaum wanita. Ada juga yang dicampur dengan jahe, nanas dan daun kemukus,” jelasnya.

Sekretaris Desa Bedana, Desi Kurniawati mengatakan, teh menjadi salah satu mata pencaharian warga di desanya. Sedikitnya ada 20 hektar lahan yang merupakan perkebunan teh di Desa Bedana.

Luasan wilayah teh di Desa Bedana lebih dari 20 hektare area. Jadi itu memang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga di sini,” Ujarnya.

Dengan lahan yang luas dan tradisi pengolahan manual, teh Bedana berkembang menjadi produk unggulan desa. Para petani dan pelaku usaha lokal telah mampu memperluas jangkauan pasar.

Teh khas Bedana kini dikirim ke berbagai daerah, dari mulai dari Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, hingga ke Bandung. Ada juga yang menjualnya melalui  UMKM Bedana Maju,

“Yang paling dekat itu ke Kabupaten sebelah, seperti ke Kabupaten Pekalongan. Untuk luar daerah itu kita ada ke Semarang, kita juga bawa ke Jogja, dan kita juga ada kemitraan di Bandung,” katanya.(FA13)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *