Disusun Oleh : Galih Arum Abu Zed
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan Islam, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah adalah salah satu ulama besar yang pandangannya masih relevan hingga hari ini. Dalam karya beliau yang terkenal, Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, Ibnu Qayyim menyoroti pentingnya pendidikan anak sejak dini dan dampak buruk dari penelantaran orang tua terhadap anak-anak mereka.
Diantara pelajaran berharga dari pandangan Ibnu Qayyim mengenai pendidikan anak.
1. Anak adalah Amanah, Bukan Sekadar Tanggung Jawab
Ibnu Qayyim menyebut anak sebagai amanah dari Allah. Orang tua wajib menjaga, membimbing, dan mendidik mereka dengan sungguh-sungguh. Mengabaikan pendidikan anak sama saja dengan menyia-nyiakan amanah tersebut.
“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan oleh kelalaian orang tua mereka dalam mengajari kewajiban-kewajiban agama.”
2. Dosa Orang Tua yang Menelantarkan Anak
Di zaman yang serba canggih dengan teknologi, seorang anak akan terus bermain dengan dunianya namun peran orangtua diatas segalanya, jangan sampai orangtua menelantarkan pendidikan agama dan moral anak, hal ini dianggap sebagai bentuk kezaliman. Anak yang tumbuh tanpa arahan akan mudah terjerumus dalam keburukan, dan orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas hal tersebut.
3. Pendidikan Harus Dimulai Sejak Dini
Ibnu Qayyim mengibaratkan anak seperti tanah kosong. Bila ditanami kebaikan, maka akan tumbuh kebaikan. Namun jika dibiarkan, maka keburukanlah yang akan mengisinya.
“Jika anak dibiasakan dengan kebiasaan yang baik, maka ia akan tumbuh dewasa dalam keadaan baik…”
Orangtua harus peduli terhadap anaknya, arahkan semenjak dini, berikan terus nasihat secara perlahan. Berikan contoh kepada anak dalam hal kebaikan terutama dalam hal Ibadah.
4. Peran Lingkungan dan Pengawasan
Orang tua yang lalai membiarkan anak bergaul tanpa kontrol berarti menyerahkan anak kepada pengaruh luar yang belum tentu baik. Lingkungan yang buruk bisa merusak karakter anak, terlebih bila tidak ada bimbingan dari dalam rumah. Orangtua perlu mengawasi dan membimbing anaknya agar lebih mawas diri dalam memilih temannya.
5. Anak sebagai Investasi Akhirat
Dalam pandangan Ibnu Qayyim, anak bukan hanya penerus keturunan, tapi juga investasi akhirat. Anak yang shaleh akan menjadi sumber pahala yang terus mengalir bagi orang tuanya. Beruntunglah bagi orangtua yang memiliki anak yang soleh, Di Dunia, anak yang soleh akan mendoakan orangtuanya, memohon ampunan untuk orangtuannya sehingga di akhirat kelak ia menjadi orangtua yang akan panen pahala dan dosanya diampuni oleh Allah.
6. Hukuman yang Mendidik, Bukan Kekerasan
Ibnu Qayyim tidak menyarankan kekerasan dalam mendidik, tapi menekankan perlunya ta’dib (pendidikan dengan adab), termasuk hukuman yang mendidik bila diperlukan. Hal ini untuk membentuk karakter anak tanpa merusak psikologinya.
7. Doa sebagai Benteng Spiritual Anak
Selain usaha lahiriah, Ibnu Qayyim menekankan pentingnya doa orang tua. Doa adalah perlindungan spiritual yang sangat kuat untuk menjaga anak dari hal-hal buruk.
Maka dari itu kita sebagai orangtua harus mengerti pentingnya mendidik anak dengan menanamkan kepada mereka pemahaman pendidikan Agama yang kuat dan mendalam.
Pendidikan anak bukan sekadar tugas, melainkan amanah besar yang harus ditunaikan dengan sepenuh hati. Pandangan Ibnu Qayyim memberikan pelajaran bahwa menelantarkan anak, baik secara fisik maupun spiritual, adalah bentuk kezaliman yang membawa dampak besar, baik di dunia maupun akhirat.
Mari kita jadikan rumah sebagai sekolah pertama yang penuh dengan suri tauladan orangtua kepada anaknya, bimbingan Agama, dan nilai-nilai kebaikan. (Gal)