Merdekanusantara.com,Jakarta – Anggota Komisi VIII DPR RI Syaifullah Tamliha menilai penanganan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap tahun di Provinsi Kalimantan Selatan yang di lakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana kurang efektif terutama kebakaran lahan yang terjadi di atas lahan gambut.
Menurutnya penanganan lahan gambut seharusnya menggunakan kearifan lokal dalam pemadamannya mengingat lahan yang terbakar adalah lahan gambut.Penggunaan helikopter dalam pemadaman api di atas lahan gambut justru menimbulkan efek lain yakni dapat menimbulkan asap yang tebal,ini menjadi salah satu sumber polusi udara.
“Saya melihat helikopter itu tidak efektif”,kata Tamliha saat Rapat Komisi VIII dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Komplek Parlemen,Senayan Jakarta,Senin (4/9/2023).
“Saya paham betul kondisi daerah pemilihan saya yang banyak gambutnya.Semestinya BNPB itu menggunakan kearifan lokal”,tegas Tamliha yang berasal dari Daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Selatan I tersebut.
Lebih lanjut Politikus dari Partai Persatuan Pembangunan tersebut menjelaskan,gambut itu 3 meter dibawahnya itu terjadi gesekan api,kalau kemudian helikopter menjatuhkan air itu sama dengan membuat asap.
Tamliha berharap penanganan kebakaran lahan gambut yang di lakukan BNPB dengan mengerahkan helikopter tidak menjadikannya salah satu penyebab polusi asap.
“Jadi yang membuat asap sepertinya BNPB”,sesal Tamliha.
Pada kesempatan tersebut Tamliha membeberkan teknik dan cara dalam penanganan kebakaran lahan gambut,”Itu penanganan gambut yang terbakar memerlukan kearifan lokal,memasukkan selang ke dalam lahan yang terbakar,bukannya menurunkan seperti hujan,pungkas Tamliha.
(isn)