MERDEKANUSANTARA.COM, CILACAP – Minyak Jelantah (Mijel) merupakan miyak bekas penggorengan yang berasal dari dapur rumah tangga maupun para pedagang makanan yang ada di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah bakal ada yang menampung.
Dengan hadirnya PT. Greenia di Cilacap sudah melakukan loby – loby dengan beberapa Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) untuk melakukan kerjasama dalam bidang pengumpulan minyak jelantah yang kedepanya akan diolah menjadi Bioavtur.
Seperti yang dilaksanakan di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Mandiri Sejahtera yang berada di Kecamatan Kroya, pihak PT. Greenia melakukan sosialiasi dan penandatanganan kerjasama (MOU) dengan beberapa BUMDESMA, terkait dengan pengumpulan minyak jelantah yang ada di masing-masing kecamatan, Senin (3/2/2025).
Juhana, selaku perwakilan dari PT. Greenia mengatakan, bahwa minyak jelantah yang lebih populer dengan nama Mijel merupakan limbah yang bisa merusk lingkungan apabila dibuang secara sembarangan.
“Kami hadir akan memberikan solusi, dan kerja sama dengan Bumdesma, untuk menampung Mijel dari masyarakat dan kemudian dari puhak kami PT. Greenia akan membeli dengan harga yang tentunya tidak akan merugikan masyarakat penjual begitu pula dengan Bumdesma yang ada, ” jelas Juhana.
Ditambahkan Juhana, PT. Greenia akan menampung limbah minyak jelantah untuk kebutuhan bahan Bioavtur. Bioavtur merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari sumber daya hatyati seperti minyak nabati, lemak hewan, atau limbah biomassa.
“Proses produksinya melibatkan konversi bahan baku ini menjadi molekul bahan bakar yang mirip dengan avtur konvensional, sehingga dapat digunakan dalam mesin pesawat tanpa modifikasi besar, ” pungkas Juhana.
Sementara itu Kepala Dispermades Cilacap, Bintang Dwi Cahyono, yang turut hadir dalam kegiatan sosialisasi dan penandatangan MOU terkait pengolahan Mijel yang melibatkan BUMDESMA, menyambut baik rencana PT. Greenia tersebut.
“Saya sangat mendukung, program tersebut selama mengikuti aturan yang berlaku, mengingat BUMDESMA, keuanganya menggunakan keuangan dari pemerintah, ini merupakan program yang sangat bagus, terutama mengenai dampak lingkungan akibat banyaknya minyak jelantah yang saat ini perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus, ” kata Bintang.
Ditempat yang sama, Amin Wahyudi Diriketur BUMDESMA UPK Kroya Mandiri Sejahtera, dengan adanya kerjasama dengan PT. Greenia tujuan utamanya adalah menyelamatkan lingkungan, dari limbah minyak jelantah, untuk dikumpulkan dan dibeli oleh BUMDESMA dengan melibatkan masyarakat.
” Mijel yang dikumpulkan dari masyarakay oleh kita dibeli dengan harga 6000 rupiah per kilo, dan kemudian setelah terkumpul banyak maka pihak Greenia akan mengambilnya dari kita, untuk diolah menjadi Bioavtur, ” jelas Amin.
Minyak jelantah yang dijual kepada kami, itu berasal dari beberapa kelompok yang terdiri dari oara ibu-ibu yang biasa memasak dan menghasilkan minyak jelantah. Dengan adanya projek ini, maka limbah jelantah yang tadinya dibuang dan bisa merusak lingkungan sekarang bisa dijual kepada kami, sehingga ada nilai ekonominya, pungas Amin. (Juna)