Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA.
Dalam beberapa hari ini para jama’ah haji Indonesia telah tiba tanah air secara bertahap setiap harinya. Kepulangan ini dimulai sejak hari Jum”at (15/7/22) secara bertahap setiap harinya dari Bandara Internasional Abdul Aziz Jeddah Arab setelah melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah. Kita doakan semoga mereka mendapatkan haji mabrur dan selamat dalam perjalanan kembali ke tanah air.
Sudah sepatutnya para jam’aah haji yang berangkat ke tanah suci melaksanakan haji tahun ini memperbanyak syukur kepada Allah ta’ala, karena mereka telah dipilih oleh Allah ta’ala untuk berangkat haji tahun ini memenuhi panggilan-Nya dan menjadi tamu-Nya. Ini suatu kebahagiaan dan nikmat yang besar yang wajib disyukuri oleh para jama’ah haji.
Tidak semua orang diberikan kesempatan oleh Allah ta’ala untuk berhaji tahun ini. Meskipun mereka punya harta banyak, namun mereka harus menunggu keberangkatan ke tanah suci sampai sepuluh tahun lebih. Mereka harus rela mengamtri selama bertahun-tahun karena begitu ramai peminatnya.
Bahkan, jama’ah yang seharusnya jatah berangkat tahun ini tidak bisa berangkat karena adanya aturan baru dari Kerajaan Arab Saudi pada tahun ini berupa pembatasan umur calon jama’ah haji maksimal 65 tahun. Begitu pula ada calon jama’ah haji yang meninggal atau sakit sebelum hari keberangkatan tahun ini.
Hakikat syukur adalah senantiasa berterima kasih dan memuji Allah ta’ala di setiap waktu baik di waktu senang maupun sedih dan waktu lapang maupun sulit, menjalankan segala perintah-Nya baik yang wajib maupun yang sunnat, meninggalkan segala larangan-Nya baik yang haram maupun yang makruh, dan ridha terhadap qadar (ketentuan) Allah ta’ala baik qadar yang baik maupun yang buruk. Itulah makna syukur.
Bagi jama’ah haji yang gagal berangkat haji tahun ini karena adanya aturan pembatasan umur maksimal 65 tahun dari penerintah Arab Saudi hendaklah mengambil hikmah dari aturan ini dan mengedepankan sikap husnu zhan (berbaik sangka). Janganlah bersedih hati, apalagi marah atau bersu’u zhan kepada pemerintah Arab Saudi. Ambillah hikmahnya. Pasti ada kebaikannya..
Aturan ini dibuat untuk kebaikan para jama’ah haji dan keluarganya. Ini menyangkut keselamatan para jama’ah selama berada di tanah suci. Karena, orang yang lanjut usia itu sangat rentan dengan penyakit. Maka keselamatan mereka harus diutamakan. Terlebih lagi selama ini pandemi covid-19 melanda seluruh negara termasuk Arab Saudi. Maka mereka sangat rentan terkena covid-19 dan penyakit lainnya. Aturan ini sudah sesuai dengan prinsip maqashid syari’ah yaitu menjaga jiwa.
Meskipun Arab Saudi saat ini sudah mengumumkan bebas dari covid-19, namun upaya preventif tetap dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi demi keselamatan para jama’ah sendiri. Mengingat ketahanan tubuh orang lanjut usia terhadap suatu penyakit tidak sekuat orang selain belum lanjut usia. Oleh karena itu, mereka tidak diizinkan untuk berhaji tahun ini.
Namun demikian, tidak berarti aturan pembatasan umur ini berlaku untuk selamanya. Karena itu aturan manusia yang bersifat tehnis dan prosedur. Bisa berubah setiap saat. Kita doakan agar tahun depan ibadah haji kembali normal seperti dulu sebelum pandemi sehingga siapapun bisa berangkat dan melaksanakan ibadah haji baik anak kecil, orang muda, orang tua maupun orang lanjut usia. Yang penting memenuhi syarat kesehatanmya.
Meskipun tidak bisa melakukan ibadah haji tahun ini, namun Allah ta’ala telah mencatat pahala haji kepada yang orang-orang gagal berangkat hajii tahun ini jika seandainya yang bersangkutan meninggal dunia. Allah ta’ala tetap mencatat pahala niat baik seorang hamba-nya meskipun belum sempat dilakukan.
Umat Islam khususnya para calon jama’ah gagal berangkat haji tahun ini dan keluarganya hendaklah berhusnu zhan (berbaik sangka) kepada pemerintah Arab Saudi sebagai tuan rumah dan penanggung jawab serta pelayan ibadah haji dunia. Dari pengalaman haji, banyak kasus jama’ah haji yang sakit dan meninggal di tanah suci selama musim haji. Kebanyakannya menimpa orang lanjut usia.
Oleh karena itu, mari kita berhusnu zhan kepada saudara kita muslim, karena itu perintah agama kita yang mulia ini. Sebaliknya, janganlah kita bersu’u zhan itu, karena su’u zhan itu dilarang dalam agama. Semua aturan haji yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi untuk kemaslahatan umat Islam khususnya para calon jama’ah haji.
*Kewajiban Bersyukur*
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala yang telah memberikan nikmat-Nya yang sangat banyak, baik yang kita sadari maupun tidak, dan baik yang kita ketahui maupun tidak. Sungguh banyak nikmat Allah ta”ala berikan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya.
Allah ta’ala berfirman, “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (An-Nahl: 18).”
Allah ta’ala memeintahkan para hamba-Nya untuk bersyukur kepada-Nya. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan petintah ini, di antaranya:
Allah ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim: 7).
Allah ta’ala juga berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 152).
Allah ta’ala juga berfirman ketika menceritakan perkataan Nabi Sulaiman, “Dia (Sulaiman) pun berkata, “ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya).” (An-Naml: 40).
Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah ta’ala telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar bersyukur kepada-Nya dan melarang mereka kufur nikmat-Nya. Maka, jadilah kita hamba-hamba-Nya yang tahiu diri dan pandai bersyukur agar kita tidak kufur nikmat.
Begitu pula banyak hadits-hadits Nabi shallahu’alaihi wasallam yang memerintahkan umat Islam untuk bersyukur kepada Allah ta’ala.
*Keutamaan Bersyukur*
Banyak keutamaan yang disediakan Allah ta’ala kepada orang yang bersyukur. Di antaranya:
Pertama: Ditambahkan nikmat oleh Allah ta’ala.. Allah ta’ala berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim: 7).
Kedua; Allah ta’ala akan mengingat hamba-Nya yang bersyukur dengan menolong, menjaga dan memberi petunjuk kepadanya.. Orang yang bersyukur berarti ingat kepada Allah. Orang yang mengingat-Nya, maka Allah ta’ala akan mengingatnya.. Allah ta’ala berfirman, “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu ingkar nikmat-Ku.” (Al-Baqarah: 152).
Ketiga; Allah ta’ala memberikan pengampunan dan pahala yang besar bagi orang yang mengingat-Nya. Allah ta”ala berfirman, ” …Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35).
Keempat; Mendapat kebaikan untuk diri sendiri. Allah ta’ala berfirman, “Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” (An-Naml: 40).
Allah ta’ala juga berfirman, “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (Luqman: 12).
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya itu baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh siapaun kecuali seorang mukmin. Apabila ia mendapatkan sesuatu yang mengembirakan ia bersyukur, maka hal itu baik itu baginya. Dan apabila ia ditimpa suatu kesulitan, ia bersikap sabar, maka hal itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).
Kelima; Orang yang bersyukur mendapat ridha Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Jika kamu kafir, ketahuilah sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu, dan Dia tidak meridhai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu itu.” (Az-Zumar: 7).
Inilah cita-cita tertinggi seorang muslim yaitu ingin mendapat ridha Allah ta’ala. Orang yang memperoleh ridha Allah ta’ala, maka ia pasti masuk surga. Sebaliknya, orang yang tidak mendapat ridha-Nya, maka ia pasti masuk neraka.
Untuk mendapat ridha Allah ta’ala ini, kita melaksanakan segala perintah-Nya baik berupa amalan yang wajib maupun sunnat dan meninggalkan segala larangan-Nya baik berupa amalan yang haram maupun makruh. Dan di antara perintah Allah ta’ala adalah senantiasa bersyukur kepada-Nya.
Sebagai penutup, mari kita senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur sehingga kita mendapat ridha Allah ta’ala dan mendapat berbagai keutamaan tersebut. Amin..!
*Penulis* adalah Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Ketua PC Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh, anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara, Dosen Fiqh dan Ushul Fiqh Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM)