PGS Siap Maju Calon Ketua Umum IGI 2026–2031: Wujudkan Guru Profesional, Sejahtera, dan Berdaya Saing Global

Merdekanusantara.com,Jakarta – Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) IV Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang akan digelar pada Januari 2026, dinamika organisasi guru terbesar di Indonesia mulai terasa menghangat. Salah satu figur nasional yang siap maju sebagai calon Ketua Umum IGI periode 2026–2031 adalah Dr. Pangeran Gusti Surian, M.Pd.I (PGS), tokoh pendidikan asal Kalimantan Selatan yang dikenal luas karena kiprahnya dalam pemberdayaan guru dan penguatan gerakan literasi nasional.

Dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (11/11/2025), PGS menegaskan bahwa keputusannya untuk maju bukanlah ambisi pribadi, melainkan bentuk pengabdian dan tanggung jawab moral terhadap perjuangan memajukan profesi guru di seluruh Indonesia.

“Dorongan untuk maju datang dari sahabat-sahabat guru di berbagai wilayah. Setelah melalui diskusi panjang, saya menyatakan siap menerima amanah ini. Ini bukan tentang jabatan, tetapi tentang bagaimana kita menjadikan IGI sebagai rumah besar bagi guru Indonesia,” ujar PGS.

Visi: IGI Profesional, Inovatif, dan Menyejahterakan Guru

Dalam pencalonannya, PGS membawa visi besar: “Mewujudkan IGI sebagai organisasi profesional, inovatif, dan menyejahterakan guru menuju Indonesia Emas 2045.”

PGS menjelaskan bahwa IGI harus menjadi organisasi yang berorientasi pada peningkatan kompetensi, penguatan literasi, serta kesejahteraan anggota, sekaligus memiliki daya saing di tingkat nasional dan global.

“IGI bukan hanya tempat berhimpun, tetapi harus menjadi pusat pengembangan kapasitas guru. Kita ingin setiap guru Indonesia memiliki akses terhadap pelatihan bermutu, jejaring kolaborasi, serta perlindungan profesi yang kuat,” tegas PGS.

PGS juga menyoroti pentingnya transformasi digital pendidikan dan penguatan gerakan literasi sekolah yang selama ini menjadi fokus perjuangannya. Ia menegaskan, IGI harus menjadi pelopor gerakan guru pembelajar yang adaptif terhadap perubahan zaman.

“Guru tidak boleh berhenti belajar. IGI harus hadir sebagai ruang tumbuh yang menguatkan kapasitas, karakter, dan kesejahteraan guru di seluruh daerah,” tambahnya.

Dari Guru ke Pemimpin Gerakan Pendidikan

Lahir di Bambangin, Barito Kuala, pada 6 Juni 1975, PGS telah mengabdikan diri lebih dari dua dekade di dunia pendidikan. Ia memulai karier sebagai guru di SMAN 1 Banjarmasin (2002–2010), kemudian di MA Al-Istiqamah Banjarmasin (2010–2023), dan kini mengajar di MIN 5 Kota Banjarmasin.

Kiprahnya di IGI sudah dimulai sejak awal berdirinya organisasi ini. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum IGI Kalimantan Selatan (2010–2015), Ketua IGI Wilayah Kalimantan Selatan (2013–2015), Bendahara Umum PP IGI (2016–2019), Ketua Harian II PP IGI (2019–2020), hingga Direktur Advokasi dan Perlindungan Guru PP IGI (2021–2023).

Selain aktif di IGI, PGS juga memimpin sejumlah organisasi pendidikan nasional seperti Perkumpulan Guru Cendekia Cinta Negeri (PGCN) dan Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Wilayah Kalsel. Jejak pengabdiannya yang luas menjadikannya sosok pemersatu, visioner, dan konsisten memperjuangkan peningkatan mutu pendidikan nasional.

Akademisi, Budayawan, dan Penggerak Literasi

Pada tahun 2025, PGS meraih gelar Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) dari UIN Antasari Banjarmasin dengan disertasi berjudul Gerakan Literasi Sekolah di Kalimantan Selatan. Disertasi ini merefleksikan komitmen ilmiah dan sosialnya terhadap penguatan budaya literasi, karakter, dan mutu pendidikan nasional.

Sebagai bagian dari keluarga besar Kesultanan Banjar, PGS juga dikenal sebagai tokoh pelestari nilai-nilai luhur budaya Banjar. Atas dedikasinya, pada tahun 2021 ia dianugerahi gelar kebangsawanan “Pangeran” oleh Sultan Banjar — gelar yang menjadi simbol kehormatan sekaligus tanggung jawab moral untuk terus menjaga marwah budaya dan etika dalam pengabdian.

Optimistis dan Siap Mengabdi

Dengan pengalaman panjang di dunia pendidikan dan organisasi, PGS menyatakan siap membawa IGI menjadi organisasi guru yang lebih profesional, solid, dan berdaya saing global.

“Saya percaya perubahan hanya bisa lahir dari kolaborasi dan keteladanan. IGI harus hadir di setiap ruang perjuangan guru — dari kelas, kampus, hingga kebijakan nasional. Mari kita jadikan IGI sebagai kekuatan moral dan intelektual guru Indonesia,” pungkas PGS.

Tentang PGS (Dr. Pangeran Gusti Surian, M.Pd.I)

Tokoh pendidikan dan penggerak literasi nasional asal Kalimantan Selatan. Aktif lebih dari dua dekade di dunia pendidikan dan organisasi guru. Memiliki visi menjadikan IGI sebagai organisasi profesional dan berdaya saing global, berakar pada nilai kolaborasi, literasi, dan kesejahteraan guru.

 

Indra

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *