Meski Tekanan Politik Menguat, Kejari Kota Bandung Komitmen Tegak Lurus Tangani Dugaan Jual Beli Jabatan

Merdekanusantara.com,Bandung – Kejari Kota Bandung tetap tegak lurus tangani dugaan jual beli Jabatan dan Pengaturan Proyek yang menyeret Wakil Wali Kota Bandung Erwin. Hingga pekan ini, ada sekitar 70 orang saksi yang telah diperiksa dan sudah hampir mengerucut.

Di balik proses formal ini, dinamika politik justru semakin memanas. Tekanan untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat penyidikan mulai terdengar dari berbagai arah. Namun Kepala Kejari Bandung, Irfan Wibowo, yang dikenal memiliki reputasi tegak lurus, tidak bergeming. Seluruh agenda penyidikan tetap berjalan tanpa jeda, bahkan ketika telegram mutasi (TR) pemindahannya ke jabatan baru telah turun dan tinggal menunggu pelantikan.

Isu OTT dan Fakta Penyidikan yang Sudah Naik Level

Satu hari sebelum gelombang pemeriksaan terbaru dilakukan, publik di Bandung dihebohkan oleh kabar bahwa Wakil Wali Kota Erwin terkena OTT. Namun setelah disisir ulang, informasi itu tidak akurat. Erwin tidak dicokok, tetapi menjalani pemeriksaan maraton selama tujuh jam pada Kamis (30/10/2025), dan pulang meninggalkan mobil dinasnya di Kejari Bandung.

Plt Kasi Intel Kejari Bandung, Tumpal Sitompul, memastikan bahwa Erwin masih berstatus saksi. Meski begitu, status perkara sudah resmi naik ke penyidikan sejak 27 Oktober 2025.

Tak hanya memanggil saksi, penyidik juga menggeledah sejumlah OPD dan menyita dokumen, laptop, serta perangkat elektronik. Langkah itu menandakan bahwa Kejari tidak sedang menjalankan klarifikasi administratif, melainkan penyidikan tindak pidana korupsi yang serius dan komprehensif.

Penelusuran West Java Today menemukan pola yang konsisten dari sejumlah rekanan proyek. Nama Wakil Wali Kota Erwin kerap disebut sebagai pintu masuk untuk mendapatkan proyek. Dua pengusaha, AK dan RS, mengaku kepada WJT bahwa mereka dihubungi beberapa orang yang mengatasnamakan orang kepercayaan Erwin.

Setelah dijanjikan akses proyek, keduanya bahkan sempat dipertemukan langsung dengan Erwin. Tidak lama setelahnya, seorang pria berinisial R — disebut dekat dengan Erwin — meminta “ongkos perjuangan”.

“Kami transfer Rp200 juta dan Rp250 juta. Ada bukti transfernya. Setelah itu R hilang,” kata AK dan RS.

Mereka juga menyebut bahwa pola yang sama dialami sejumlah pengusaha lain: dijanjikan proyek, diminta uang muka, proyek tidak turun. Informasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa penyidik saat ini sedang menelusuri aliran dana pra-proyek, bukan sekadar penyimpangan anggaran.

Lingkaran Farhan Terseret, Tetapi Bergerak Tanpa Koordinasi?

Selain Erwin, penyidikan kini merembet ke orang-orang yang berada di lingkaran politik Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Ketua NasDem Kota Bandung, Rendiana Awangga, yang juga anggota DPRD dan bagian dari tim sukses Farhan, telah diperiksa.

Begitu pula Angga Wardhana, sosok yang dikenal sebagai orang kepercayaan Wali Kota.

Namun sumber WJ Today yang dekat dengan Farhan justru menyatakan bahwa kedua sosok ini tidak pernah melapor, berkoordinasi, atau berbicara dengan Farhan terkait aktivitas yang kini disorot Kejari. Mereka disebut bergerak sendiri, dengan jejaring masing-masing.

Informasi ini berbeda dengan dugaan pola yang ditelusuri pada Wakil Wali Kota Erwin, yang disebut lebih struktural dalam jaringannya.

Pergantian Kajari dan Spekulasi Nasib Kasus

Menjelang penetapan tersangka, tiba-tiba muncul kabar pergantian Kajari Bandung. TR pemindahan Irfan Wibowo turun di tengah panasnya kasus ini.

Pergantian pimpinan di saat kritis memunculkan spekulasi: apakah kasus ini akan tetap berjalan, dihentikan, atau dialihkan?

Namun pengamat hukum Agustar Aji pesimistis bahwa kasus ini bisa dihentikan begitu saja.

“Saya mendapat informasi, bukti-bukti sudah sangat kuat. Keterangan saksi yang mencapai 70 orang sudah mengarah ke pihak-pihak tertentu. Yang dilakukan Kejari sekarang hanya penebalan,” ujarnya.

Agustar menambahkan, “Kajari baru justru sangat berisiko kalau menghentikan kasus ini. Kejaksaan sedang agresif. Menghentikan kasus besar seperti ini = menghabisi karier sendiri.”

Semakin banyak saksi dipanggil. Semakin banyak pejabat terhubung. Semakin banyak tekanan politik terdengar. Tetapi Kejari tetap bergerak. Penyidikan sudah mengarah ke lingkar inti pemerintahan kota — bukan hanya Wakil Wali Kota, tetapi juga orang-orang dekat Wali Kota.

Dalam pusaran seperti ini, menurut Agustar, pertanyaan yang menggantung di publik kini hanya dua: Siapa yang akan menjadi tersangka pertama? Dan sebrapa jauh lingkar kekuasaan Kota Bandung akan tercerabut dari akar?.(*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *